MELATIH berpikir mendalam dengan pemrograman adalah cara efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa. Pemrograman membutuhkan pemecahan masalah, analisis, logika, dan pemikiran abstrak. Semua itu adalah aspek penting dari berpikir mendalam (deep thinking).
Berpikir mendalam dalam pemrograman bukan hanya tentang menulis kode yang berfungsi, tetapi juga tentang menghasilkan solusi yang efisien dan elegan untuk masalah yang kompleks. Dengan latihan yang konsisten, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir mendalam dan menjadi programmer yang lebih baik.
Kemampuan berpikir mendalam merupakan keterampilan yang dapat diajarkan sejak usia dini. Pada umumnya keterampilan ini dapat diajarkan melalui banyak hal, termasuk permainan. Misalnya dalam permainan Menara Hanoi dengan memindahkan menara yang ada pada tiang A ke tiang C mulai dari cincin terbesar hingga cincin terkecil dengan bantuan tiang B sebagai tempat perpindahan sementara.
Dalam dunia digital, pemrograman komputer telah menjadi salah satu keterampilan yang semakin penting di era serbadigital ini. Selain mengajarkan cara membuat program dan aplikasi, belajar pemrograman juga bisa membantu siswa untuk mengembangkan pola pikir sistematis yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Pemrograman juga menjadi sarana literasi digital yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir sistematis. Basis ilmu pemrograman yang sangat penting pada masa mendatang tidak hanya sebatas mengasah penguasaan ilmu teknologi, tetapi juga membentuk pola pikir seseorang.
Belajar pemrograman
Di Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, pemrograman menjadi materi wajib bagi siswa SMA yang mengikuti program Cambridge pada mata pelajaran information and communication technology (ICT). Terdapat tiga paper dalam pengujian mata pelajaran ICT yang salah satunya materi website authoring, yakni materi yang memuat tentang pemrograman berbasis web. Dalam pemrograman berbasis web, siswa dituntut memahami struktur dasar sebuah website yang meliputi tampilan, tata letak, dan elemen pada sebuah website. Pada konsep dasar pemrograman komputer, dalam pemecahan masalah terdapat istilah algoritma yang merupakan susunan yang logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu (Gun Gun Maulana, 2017).
Ketika belajar pemrograman, siswa dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan menggunakan kode. Mereka harus menganalisis masalah dengan saksama, mengidentifikasi sumber kesalahan, dan merancang algoritma yang logis. Proses ini melibatkan pengumpulan informasi, pemecahan masalah berurutan, dan pengembangan solusi yang terstruktur.
Kemampuan ini penting dalam berpikir mendalam dan sistematis, yang memungkinkan siswa mengatasi masalah dengan cara yang terorganisasi dan efektif. Belajar pemrograman memungkinkan siswa memahami dasar-dasar teknologi. Siswa juga belajar bagaimana perangkat lunak dibangun, cara kerja internet, dan konsep teknologi lainnya.
Dengan pemahaman yang kuat tentang teknologi, siswa akan menjadi pengguna yang lebih terampil dan lebih efisien dalam menghadapi perkembangan teknologi yang terus berubah serta meningkatkan kewaspadaan dalam mengakses internet.
Pemrograman mengajarkan siswa untuk berpikir secara logis dan abstrak. Mereka harus mengikuti alur berpikir yang sistematis untuk mengembangkan program yang berfungsi dengan baik. Siswa belajar mengenali pola, melihat hubungan sebab-akibat, dan memahami logika yang terlibat dalam membuat program yang efisien dan efektif.
Kemampuan ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti memecahkan masalah matematika. Bahkan dengan belajar bahasa pemrograman, siswa dapat lebih mengasah pengetahuan mereka tentang konsep variabel yang ada pada pelajaran matematika. Karena pada pemrograman sendiri tidak jauh dari variabel sehingga konsep variabel dapat lebih dikuatkan lagi dengan belajar pemrograman.
Walaupun pemrograman melibatkan logika dan keteraturan, siswa juga harus belajar berpikir kreatif dalam mencari solusi. Mereka sering kali dihadapkan pada masalah yang tidak memiliki solusi langsung, dan harus berpikir secara out of the box untuk menemukan cara yang inovatif, optimal, dan terstruktur dalam mengatasi tantangan tersebut.
Pemrograman melibatkan pemecahan masalah dan pemikiran kritis. Siswa harus melakukan identifikasi masalah, analisis situasi, dan merancang solusi yang efektif. Mereka harus memecahkan masalah menjadi bagian yang lebih kecil dan mengembangkan algoritma yang logis. Keterampilan berpikir kritis ini sangat berharga dalam memecahkan masalah di dunia nyata, baik dalam konteks teknologi maupun dalam aspek kehidupan.
Proses belajar pemrograman juga mengajarkan siswa untuk berani mencoba dan melakukan iterasi dalam proses pemecahan masalah, yang dapat membantu mereka mengembangkan pola pikir yang kreatif dan inovatif. Salah satu aspek penting dalam belajar pemrograman ialah melakukan percobaan dan pengujian secara berulang.
Siswa harus berulang kali mencoba dan memperbaiki program mereka agar berfungsi dengan baik. Hal ini mengajarkan siswa untuk bersabar dan tidak menyerah ketika menghadapi kesalahan atau kegagalan. Mereka belajar untuk melihat setiap kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkatkan program yang mereka buat. Sikap ini sangat berharga dalam melatih siswa untuk berpikir secara sistematis karena mereka harus memecahkan masalah secara bertahap dan mengikuti proses yang terstruktur.
Belajar pemrograman juga mengajarkan siswa tentang kerja tim dan kolaborasi. Pada ilmu pengembangan perangkat lunak, sering kali diperlukan kerja tim yang solid dan visi bersama untuk mencapai tujuan dan hasil yang optimal. Siswa belajar untuk berbagi kode, ide, memberikan dan menerima umpan balik, serta bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, baik secara individu maupun kelompok. Kemampuan kolaborasi ini penting dalam dunia kerja saat ini, di mana tim yang efektif dapat menghasilkan solusi lebih baik dan efisien.
Program yang baik berasal dari logika dan cara pikir sistematis yang baik dan mendalam. Tidak efektifnya sebuah program berasal dari logika yang kurang baik dan cara pikir yang kurang sistematis juga. Hal ini juga dapat disebut dengan system thinking, yang mana segala sesuatu terjadi karena ada penyebabnya dan juga saling berdampak satu sama lain (Peter Senge, 2003).
Dalam prosesnya, siswa dapat mengembangkan kemampuan analitis, logika, kreativitas, kesabaran, dan kolaborasi yang bermanfaat di berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, memasukkan pemrograman dalam kurikulum pendidikan dapat membantu melatih pola pikir sistematis siswa sehingga dapat membekali mereka dengan keterampilan yang penting di era digital ini.