Home » Ibu, Kemuliaan, dan Keistimewaannya

Ibu, Kemuliaan, dan Keistimewaannya

by pusdatin ssbbireuen

Oleh: Saiful Bahri*

Agama Islam memandang ibu sebagai sosok yang sangat dimuliakan. Bahkan seorang anak diwajibkan lebih dulu hormat kepada ibu sebelum ayahnya. Hal itu tertulis dalam hadis riwayat Abu Hurairah Radiyallahu’annhu, yang mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita untuk berbuat baik tiga kali lebih besar kapada ibu dibanding ayah.

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ ‘Ibumu!’ ‘Ibumu!, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari)

Ada banyak dalil dalam Alquran yang menjadikan kedudukan ibu sebagai perempuan sangat mulia dan diistimewakan. Dalam Alquran surah Luqman ayat 14 disebutkan, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kamu kembali.”

Dalam surat itu, tertulis jelas bahwa sebagai anak perlu menghormati ibunya. Ibu telah diberi kekuatan oleh Allah agar mampu dan tetap kuat dalam keadaan apapun ketika mengandung seorang bayi dan melahirkannya.

Kemuliaan seorang ibu dapat ditemui dalam sosok Maryam binti Imran yang kisahnya diabadikan dalam ayat-ayat Alquran. Maryam merupakan ibu dari Nabi Isa AS yang putranya tersebut lahir tanpa dicampuri seorang laki-laki. Kondisinya itu membuat Maryam dibenci dan dihina banyak orang. Maryam tetap sabar dan tawakal mengingat apa yang terjadi padanya adalah kehendak Allah.

Selama menjalani masa kehamilannya, Maryam mengasingkan diri demi keselamatan sang bayi. Perjuangannya sebagai seorang ibu serta keteguhan imannya membuat Maryam menjadi wanita paling mulia yang dipilih Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 42 yang berbunyi, “Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita yang ada di dunia.”

Dari kisah Maryam, dapat diketahui betapa besar kemuliaan seorang ibu. Oleh sebab itu, tidak diperkenankan seorang anak berbuat durhaka kepada ibunya.

Hal itu diriwayatkan dalam salah satu hadis, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian.” (HR. Bukhari)

Ibu sudah banyak berkorban mulai dari mengandung, melahirkan, hingga senantiasa mencurahkan kasih sayangnya semasa mendidik dan mengurus anak hingga tumbuh dewasa. Selain itu, ibu juga melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dengan penuh keikhlasan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu ‘Addi dalam al-Kamil, dari jalur Musa bin Muhammad al-Maqdisi dari Ibnu Abbas, Rasulullah pernah berkata, “Surga itu (berada) di telapak kaki ibu, dari jalur manapun masuk dan dari jalur manapun pula keluar.” Dari hadis tersebut sangat jelas kedudukan ibu sebagai perempuan begitu tinggi dan harus dihormati. Islam telah mengatur kehidupan perempuan yang dijelaskan dalam hadis-hadis Rasulullah. Islam juga memberikan kedudukan penting dalam persamaan hak dengan kaum laki-laki sehingga tidak ada diskriminasi bagi perempuan.

Ibu, Istri dan Emansipasi

Kesamaan hak dalam Islam diatur dalam Alquran yang terbagi dalam beberapa bagian, antara lain kesamaan dalam hak asal penciptaan, kesamaan dalam hak taklif (kewajiban yang harus dilaksanakan setelah umur balig) dan pahala, kesamaan dalam hal hudud (hukuman) dan syariat, serta kesamaan dalam penggunaan harta dan kepemilikan harta.

Dengan demikian jelas Islam menjunjung tinggi kesetaraan gender yang diiringi dengan keadilan gender. Sebagai contoh, dalam lingkup pekerjaan, para ulama sepakat bahwa mencari nafkah merupakan kewajiban suami kepada istri. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi, “Kaum ibu hendaklah menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada kaum ibu (istrinya) dengan cara yang baik dan benar. (Allah) tidak akan memberikan kadar beban kepada hamba-Nya kecuali dengan kadar kesanggupan (hamba tersebut).”

Kendati demikian, istri yang merangkap seorang ibu bukan berarti tidak diperkenankan mencari nafkah. Namun, semua harus atas izin suami dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti untuk mengembangkan diri dan membantu perekonomian keluarga.

Islam memang menjunjung tinggi hak-hak perempuan dengan tetap memiliki batasan dan aturannya sebagaimana tertera dalam Alquran dan hadis. Oleh sebab itu, perlu digaris bawahi bahwa baik perempuan dan laki-laki diciptakan Allah dengan kapasitas yang berbeda namun berhak mendapatkan keadilan dan hak yang diperlukan.

Terdapat sebuah hadis yang menjelaskan bahwasannya rida Allah itu tergantung dari rida seorang ibu. Seperti yang dijelaskan pada hadits riwayat At-Tirmidzi,

“Ridha Allah terdapat dalam ridhanya kedua orangtua (ibu bapak) dan murka Allah terdapat dalam murkanya kedua orangtua.”

Ada banyak bukti nyata yang mengharuskan kita untuk selalu menghormati ibu serta memuliakannya. Dengan mendapatkan restu dari kedua orangtua maka akan mendapatkan jalan yang dimudahkan oleh Allah, sebab doanya seorang ibu sangat manjur untuk anaknya.

Selamat Memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2021.

*)Saiful Bahri, S.Pd.I. Kepala Sekolah SD Sukma Bangsa Pidie dan Guru Matematika SD.

*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 22/12/2021

You may also like

Leave a Comment