Oleh Cut Hani Safira, S.Si.
Pendidikan masih menjadi prioritas yang butuh perhatian besar dari pemerintah. Tidak hanya kualitas pendidik dan peserta didik, infrastruktur sekolah juga menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Sekolah yang baik bukan hanya dilihat dari prestasi akademik peserta didik, lingkungan sekolah yang sehat juga memengaruhi semangat belajar siswa serta tenaga pendidik untuk selalu berprestasi. Di Indonesia, masih banyak sekolah yang memiliki bangunan yang sangat tidak layak. Sebuah bangunan sekolah dapat dikatakan layak jika memiliki beberapa fasilitas yang memadai, seperti ruang sirkulasi udara, taman yang asri, serta toilet yang bersih.
Menurut laporan kinerja Kemendikbud 2018, 1,2 juta atau 69% sekolah di Indonesia mengalami kerusakan serta memiliki bangunan yang tidak memenuhi standar. Ketidaklayakan tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari lokasi yang sangat jauh dari jangkauan pemerintah, hingga lahan yang tidak memadai. Masih banyak juga sekolah di Indonesia yang memiliki bangunan yang bagus, tetapi tidak sesuai standar kenyamanan sebuah sekolah dan hanya mementingkan lokasi strategis dengan jumlah kelas yang banyak. Seharusnya kualitas sekolah tidak hanya bergantung pada jumlah siswa, tapi juga kenyamanan yang dirasakan siswa selama belajar. Untuk apa belajar di kelas yang ramai, tetapi kecukupan oksigen yang dihirup tidak memadai. Tidak efektif juga melakukan kegiatan belajar mengajar jika lingkungan sekolah tidak ditanami pohon-pohon yang rindang serta bunga-bunga yang indah. Sekolah juga kurang indah rasanya jika tidak ada ruang sirkulasi udara serta toilet yang bersih.
Lingkungan yang sehat menjadi faktor pendukung untuk menciptakan generasi yang hebat. Hal tersebut dapat dilihat dari hal kecil seperti toilet yang disediakan di sekolah. Hampir 50% toilet di sekolah-sekolah tidak memenuhi standar operasional. Menurut pakar kesehatan anak, dr. Rouli Nababan, ada beberapa kriteria sebuah toilet dikatakan layak pakai, yaitu jumlahnya cukup dengan rasio 1:25 untuk SD, 1:50 untuk SMP, dan 1:75 untuk toilet di SMA. Selain jumlah yang cukup, toilet di sekolah juga harus dipisah gender antara siswa laki-laki dan perempuan. Hal yang juga sering diabaikan ialah frekuensi pembersihan toilet. Seharusnya toilet dibersihkan setelah dipakai oleh 3 orang. Sekolah juga harus menyediakan petugas yang membersihkan toilet secara rutin. Jika toilet sudah bersih dan layak pakai, maka kesehatan siswa akan terjamin dan menjaga konsistensi mereka dalam belajar.
Ruang sirkulasi udara juga salah satu fasilitas yang mendukung kenyamanan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fungsi ruang sirkulasi udara yaitu memberikan ruang keluar masuknya udara yang ada pada sebuah ruangan atau bangunan. Ruang sirkulasi udara di sekolah dapat memberikan dampak positif, seperti ruang terlihat lebih segar dan nyaman ditempati. Apa jadinya jika tidak ada ruang sirkulasi udara di sekolah? Sekolah yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik dapat berpengaruh pada kesehatan warga sekolah serta penyebaran penyakit yang sangat cepat. Indikator lainnya sekolah tersebut mempunyai ruang sirkulasi yang cukup terlihat dari ruang kelas yang cukup luas serta jumlah siswa yang tidak terlalu padat di dalam kelas.
Lingkungan yang sehat di sekolah juga bisa didapatkan dari program green school project. Penghijauan merupakan topik yang sangat hangat di kalangan masyarakat saat ini, terutama di masa pandemi. Banyak hal yang bisa dilakukan pada program ini, yang paling sederhana ialah membiasakan warga sekolah untuk membuang sampah pada tempatnya serta dapat memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Kebiasan itu bisa dibentuk jika tempat sampah yang disediakan cukup dengan jarak yang berdekatan. Selain pembiasaan buang sampah, mengurangi sampah non-organik seperti plastik juga sangat efektif untuk menjaga keasrian sebuah lingkungan. Tidak hanya di sekolah, tetapi di beberapa tempat umum seperti tempat perbelanjaan juga sudah mulai menerapkan program zero plastic dengan cara membawa tas belanjaan sendiri. Di sekolah hal tersebut bisa diterapkan dengan cara mengampanyekan kepada siswa untuk membawa tumbler (botol minum) sendiri.
Selain pengolahan sampah non-organik, sampah organik yang dihasilkan oleh warga sekolah juga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi limbah. Sampah sisa sayuran, buah-buahan, dan makanan dapat diolah menjadi pupuk menggunakan komposter. Pupuk organik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam dan praktik ekonomi. Pengolahan pupuk tersebut juga bisa meningkatkan kreativitas siswa dalam pengolahan sampah serta meningkatkan sisi praktik ekonomi.
Program green school project lainnya yang bisa diterapkan di sekolah yaitu membuat taman di area kelas, serta menanam pohon di area sekitar sekolah. Tumbuhan yang ada di sekolah bisa berfungsi untuk menghasilkan udara yang segar dan menjaga kesehatan warga sekolah. Selain untuk kepentingan keindahan lingkungan, kreativitas siswa juga bisa dikembangkan pada program ini; siswa memiliki keahlian dalam bercocok tanam, bahkan memiliki pengetahuan serta kemampuan di bidang hidroponik sebagai media bercocok tanam lainnya. Hasil dari bercocok tanam tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh semua warga sekolah sebagai praktik ekonomi dengan menjualnya atau mengolahnya menjadi bahan makanan.
Lingkungan belajar yang nyaman, bersih, dan asri dapat berpengaruh kepada kesehatan warga sekolah serta semangat belajar yang tinggi. Tentunya generasi hebat akan terlahir dari lingkungan yang sehat. Dampak dari lingkungan sehat ini bukan hanya dirasakan oleh pihak sekolah, semua makhluk penghuni bumi pun merasakan manfaatnya. Kotradiksi terlihat sekarang ini, bumi sudah semakin rentan karena ulah manusia yang belum sadar akan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan hal itu, NASA sudah memprediksi bahwa akan banyak hal buruk yang akan menimpa bumi, seperti suhu bumi yang semakin dingin, jumlah karbon dioksida bertambah yang berakibat polusi udara, tanah di bumi mengering, dan sampah plastik yang tertimbun di dalam laut. Jika hal buruk itu sampai terjadi, maka generasi di masa depan akan kekurangan oksigen dan udara yang segar. Hewan laut akan tercemar akibat ulah manusia. Tentunya prestasi dan perkembangan kehidupan generasi mendatang pun berimbas. Oleh karena itu, jagalah lingkungan untuk menciptakan generasi yang sehat dan hebat.[]
Penulis adalah Guru Fisika SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe dan tim Green School Project Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe
*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 01/11/2021