Home » Pentingnya Budaya Mendengar pada Peserta Didik

Pentingnya Budaya Mendengar pada Peserta Didik

by pusdatin ssbbireuen

Oleh Erninawaty, S.Pd.*

Rendahnya minat membaca di kalangan masyarakat Indonesia disertai dengan rendahnya budaya mendengar dapat dilihat dari lingkungan sekitar kita. Sebagai contoh ketika berada di jalan raya, saat mendengar suara sirine ambulans banyak pengguna jalan raya yang tidak memberi jalan dan sering bersikap acuh. Padahal, kewajiban mendahulukan kendaraan tertentu ini sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya. Pasal 134 sudah diatur mengenai pengguna jalan yang memperoleh hak utama. Dalam pasal tersebut dijelaskan pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai urutan. Pertama, kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas. Kedua, ambulans yang mengangkut orang sakit. Ketiga, kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas dan kendaraan pimpinan lembaga negara serta tamu negara.

Saya pribadi merasa miris dengan keadaan tersebut karena bukan hanya melanggar hukum, tapi juga berkaitan dengan rasa kepedulian dan kemanusiaan kita antarsesama manusia. Coba kita renungkan bersama, bagaimana jika suatu saat hal itu terjadi pada kita atau orang terdekat kita dan membutuhkan pertolongan cepat? Semoga hal tersebut bisa menjadi renungan bagi kita semua untuk berubah menjadi lebih baik.

Atas dasar tersebut, maka penting bagi kita sebagai pendidik untuk menanamkan budaya mendengar sejak dini terutama pada peserta didik, yang bertujuan untuk membentuk sikap simpati, kepedulian dan rasa kemanusiaan dalam diri mereka. Budaya mendengar dapat menjadikan siswa bersikap lebih sopan, santun, dan menghormati orang yang sedang berbicara. Budaya mendengar juga berfungsi sebagai upaya memaksimalkan proses belajar mengajar. Dengan kokohnya budaya tersebut diharapkan generasi muda mendatang akan lebih memiliki sikap menghargai pendapat orang lain dan menghormati orang yang sedang berbicara.

Saat ini kita menyaksikan begitu banyak proses kegiatan belajar mengajar yang tidak berhasil mentransformasikan pengetahuan karena kurangnya keterampilan mendengar pada peserta didik sehingga berdampak pada pencapaian akademik mereka. Secara umum hal tersebut menjadikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak mengalami peningkatan. Kegiatan ini dibutuhkan teknik yaitu teknik komunikasi, teknik ini diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sumber informasi atau penyampai komunikasi saat menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan. Teknik komunikasi merupakan hal-hal yang dapat mendukung keberhasilan kegiatan komunikasi sehingga tujuan yang diinginkan tersebut dapat tercapai. Teknik komunikasi salah satunya berhubungan dengan keterampilan mendengarkan dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Saya selalu melatih keterampilan mendengar peserta didik dengan cara meminta mereka mendengar informasi atau cerita dari media audio yang saya putarkan, selanjutnya mereka harus menjawab pertanyaan yang saya berikan atau menarik kesimpulan berkaitan dengan hal yang sudah didengarkan.

Memang hal ini tidak mudah dilakukan seperti membalikkan telapak tangan apalagi jika kebiasaan tersebut hanya diterapkan di sekolah. Perlu adanya kerja sama yang baik antara guru dengan orang tua untuk melakukan budaya ini juga di rumah agar hasilnya menjadi lebih maksimal. Guru dan orang tua harus terus berusaha, berdoa, dan konsisten dalam menerapkannya pada peserta didik. Jangan lupa memberikan reward berupa hal-hal yang mereka senangi atas pencapaian mereka, contohnya diberikan makanan atau minuman kesukaannya, diajak jalan-jalan ke tempat wisata favorit, dan sebagainya. Intinya diberikan hadiah sesuai porsi atau tingkat usia mereka. Hal ini bertujuan supaya mereka lebih semangat menjalankannya, maka secara perlahan budaya ini akan terus diterapkan.

Saya pernah menerapkan budaya mendengar pada peserta didik saya saat menjadi guru di SD Sukma Bangsa Bireuen. Alhasil sebagian besar siswa saya mengalami perubahan sikap dan kemampuan akademik. Mereka menjadi siswa yang lebih sabar, menghargai orang lain, menghormati guru, teman dan orang tua terutama saat sedang berbicara, memberikan nasihat atau menjelaskan materi pelajaran.

Alasan saya menerapkan budaya mendengar pada peserta didik, dikarenakan suatu kejadian yang membuat saya malu terhadap sikap para siswa saya. Pada suatu hari saya dipercayakan menjadi wali kelas/guru kelas II, saya dan para siswa berkumpul untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh sekolah yaitu kegiatan Ramadhan Fair yang memang rutin diadakan sebagai bentuk memeriahkan bulan suci Ramadan, salah satu kegiatannya adalah mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh ustaz yang diundang pada acara tersebut. Pada saat kegiatan ceramah sedang berlangsung, banyak dari mereka yang berbicara dan bermain, sehingga kegiatan tidak berlangsung dengan baik.

Setelah acara selesai, keesokan harinya pada saat masuk kelas saya memberikan teguran dan nasihat atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Setelah kami melakukan diskusi panjang, akhirnya saya memberikan tugas yang harus mereka lakukan selanjutnya jika sekolah kembali mengadakan kegiatan yang sama. Tugasnya adalah jika suatu saat diadakan kembali kegiatan ceramah agama atau kegiatan lain yang sejenisnya, maka mereka harus menuliskan kesimpulan dari hasil ceramah tersebut. Kemudian hasil yang mereka simak atau dengarkan harus dikumpulkan sebagai penilaian pelajaran Agama Islam, PKN atau Bahasa Indonesia.

Alhamdulillah dari kebiasaan tersebut mereka dapat mengikuti kegiatan dengan sangat baik, sehingga acara berjalan lancar dan tertib. Melihat hasil yang sangat baik dari perubahan tersebut, akhirnya para guru yang lain juga menerapkan hal yang sama kepada para peserta didiknya. Semoga pengalaman saya dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca tentang pentingnya menerapkan budaya mendengar kepada para generasi muda sebagai penerus bangsa ini untuk menjadikan Indonesia negara yang lebih baik lagi ke depannya. Aamiin ya rabbal alamin.[]

Penulis adalah guru SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe

*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 10/05/2021

You may also like

Leave a Comment