Home » Perpustakaan di Masa Pandemi Covid-19

Perpustakaan di Masa Pandemi Covid-19

by admin

Oleh : Siti Alpiyah, SIP

Tidak ada yang menyangka bahwa pandemi covid-19 yang muncul di akhir tahun 2019, yang melumpuhkan roda kehidupan seluruh pelosok negeri dengan tanpa ampun, belum juga mencapai kata usai. Dan tidak kita dengar pula ada dari para ahli ternama atau pemerintah negara maju dan kaya sekalipun yang saat ini berani memberikan jaminan bahwa virus ini ini juga akan segera hilang di akhir tahun 2021. Bahkan katanya mungkin virus ini akan selamanya menghantui kehidupan manusia. Seperti itu orang-orang menggambarkan betapa dasyatnya virus ini, yang juga tidak bisa kita pungkiri bahwa di daerah kita saat ini kasusnya sedang naik tinggi tak terbendung.

Memasuki tahun kedua masa pandemi ini, sudah sama-sama kita rasakan bahwa dampak dari virus Covid-19 ini sungguh nyata adanya, semuanya diambang titik kritis termasuk dunia pendidikan. Sudah sekian lama pemerintah terpaksa menutup sekolah-sekolah yang dinyatakan zona merah dan memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah. Proses kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan di kelas secara tatap muka, secara tiba-tiba diputus dan harus dilakukan secara daring ataupun luring, yang kita semua tahu itu berjalan dengan tidak mulus dan bahkan menciptakan masalah baru. Dan orang tua yang bekerja juga dipaksa untuk secara aktif mendampingi anak-anaknya belajar agar tidak terjadi ketertinggalan yang teramat banyak. Sungguh sebuah perubahan yang sangat tidak mudah bagi pihak manapun. Namun karena ini menyangkut masa depan generasi penerus bangsa, proses belajar serta seluruh layanan-layanan pendidikan harus terus kita jalankan dengan semangat tinggi. Termasuk layanan perpustakaan yang merupakan salah satu tonggak pendukung tak terpisahkan dari sekolah.

Peran Pustakawan Sekolah dimasa Pandemi

Di masa genting ini, seluruh pekerjaan tidak terkecuali pustakawan dan lembaga perpustakaan menghadapi persoalan utama yang sama yaitu kegamangan dalam memutuskan sikap antara membuka layanan atau menutup pintu semua aksesnya dikarenakan faktor keamanan dan juga kesehatan semua warga sekolah. Namun, seperti telah disebutkan di awal bahwa demi masa depan anak didik kita, didalam masa darurat sekalipun, sudah sepatutnya semua pihak termasuk pustakawan harus menunjukkan rasa kepeduliannya sebagai wujud janji tanggung jawab profesinya.

Pustakawan dalam hal ini dituntut untuk mampu melakukan adaptasi secara cepat dan tepat. Menggunakan segala sumber daya yang ada dan tetap siaga melayani dalam kondisi apapun, termasuk melayani kebutuhan siswa dan guru yang sedang dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah mereka masing-masing. Bahkan masa pandemi ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri dengan guru dan siswa sebagai pengguna utama layanan perpustakaan. Karena kita sadar betul bahwa secara fisik sekolah boleh tutup, tapi proses belajar mengajar tetap berjalan, dan guru serta siswa jelas membutuhkan sumber informasi dan materi belajar sebagai pendukung keberhasilan prosesnya.

Mengutip dari hasil riset Ali (2019) dalam jurnalnya yang berjudul Refleksi dan Peran Pustakawan di masa Pandemi Covid-19, menyebutkan bahwa ada tiga dimensi peran pokok pustakawan di masa pandemi Covid-19. Pertama, peran sebagai fasilitator pendukung guru dan siswa dalam proses pembelajaran jarak jauh. Selama masa belajar dari rumah, meskipun siswa dan guru tidak hadir disekolah secara fisik, pustakawan dapat tetap memberikan pelayanan reguler seperti biasa melalui aplikasi daring ataupun luring. Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, pustakawan dapat menyediakan materi pelajaran berupa e-book serta link-link buku gratis untuk guru dan siswa. Jika untuk alasan mendesak dikarenakan siswa mengalami kendala alat komunikasi ataupun masalah jaringan/kuota, maka pustakawan dapat membuka layanan peminjaman dan pengembalian buku teks secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Layanan darurat tatap muka ini harus dilakukan secara cepat dan di area terbuka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pustakawan juga dapat mengatur jadwal shift peminjaman per kelas untuk menghindari keramaian atau penumpukan siswa di sekolah. Pustakawan dapat melibatkan guru mata pelajaran dan wali kelas untuk membantu proses ini agar berjalan dengan aman dan lancar.

Dimensi kedua, peran pustakawan sebagai agen literasi penyedia informasi akurat terkait Covid-19 dan membantu kampanye kesehatan masyarakat sebagai bentuk dukungan bagi program pemerintah terhadap pencegahan penyebarannya. Misalnya, pustakawan dapat mengutip informasi dari sumber-sumber resmi pemerintah terkait covid-19 (update terkini jumlah kasus, jumlah kematian dan kesembuhan, peta zona, kondisi lapangan, dll.) dan kemudian menyebarkanya melalui platform media sosial yang populer dan biasa diakses oleh siswa, misalnya WhatsApp, Telegram, Instagram, Facebook, Twitter, serta Youtube. Peran pustakawan dalam menyebar luaskankan informasi yang valid di masa pandemi ini harus dipandang sangat penting dan perlu dilakukan. Karena kita tahu bahwa di dunia maya saat ini banyak beredar informasi-informasi yang sifatnya hoax dan seringkali menciptakan ketakutan baru serta menyesatkan masyarakat luas. Oleh sebab itu pustakawan dapat bertindak sebagai agen pelurus informasi akan hal tersebut.

Dimensi ketiga, peran sebagai inisiator yang  memberikan masukan ide-ide program baru bagi bagian kurikulum dan kesiswaan. Pustakawan dapat secara aktif menyuntikkan energi dan ide-ide segar kepada manajemen sekolah berupa kegiatan kreatif berbagai perlombaan dan proyek siswa yang dilakukan secara jarak jauh seperti, pembuatan video/audio mendongeng dari rumah, ataupun kegiatan menulis jurnal harian, membuat poster,dan lain-lain dapat didiskusikan secara konstruktif bersama guru sehingga membuat guru dan siswa menjadi lebih bersemangat di masa pandemi. Menciptakan berbagai kegiatan kreatif selama masa pandemi covid 19 ini diharapkan dapat mengurangi stress ataupun kebosanan siswa dimasa-masa sulit ini.

Digitalisasi Perpustakaan

Hartono (2017) menyebutkan bahwa dalam rangka memenuhi tuntutan zaman yang serba canggih, Perpustakaan harus sudah segera melakukan perubahan wujud fisiknya ke bentuk non fisik yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja oleh penggunanya. Selaras dengan tantangan situasi di masa pandemi saat ini yang menuntut untuk setiap orang menjaga jarak (physical distancing), pustakawan dapat menjawab tantangan tersebut dengan memainkan peran yang lebih luas dan tanpa batas ruang dan waktu dengan cara memanfaatkan inovasi kecanggihan teknologi komputer dan informasi. Salah satunya adalah dengan mewujudkan perpustakaan berbasis digital. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah yang beragam yaitu perpustakaan online, perpustakaan elektronik (e-library) atau perpustakaan virtual.

Perpustakaan digital (digital library) memungkinkan pustakawan untuk menyimpan segala data dan dokumen cetak dari perpustakaan baik berupa buku-buku teks ataupun majalah, gambar, audio/video pembelajaran lainnya dalam bentuk e-book ataupun file elektronik yang mudah diakses melalui layar telepon genggam ataupun komputer para user secara cepat, tanpa batas waktu, dan aman tanpa harus ada tatap muka di manapun mereka berada.  

Secara teknis pada tahap pemula untuk jangka pendek, pustakawan dapat memanfaatkan mesin scanner untuk menghasilkan dokumen elektronik tersebut dan menyimpannya dalam bentuk format digital yang dapat diakses seperti PDF atapun berbagai jenis file elektronik lainnya. Pustakawan juga bisa menyediakan link-link artikel dari sumber terpercaya, serta juga mencarikan akses bebas biaya ataupun yang lebih murah untuk sumber-sumber belajar guru dan siswa. Kita tahu bahwa selama masa pandemi covid-19 ini banyak pihak institusi pendidikan maupun penerbit-penerbit buku, koran dan majalah membuka akses secara luas dan gratis untuk berbagai judul dan artikel. Sedangkan pada tahap lanjutan untuk jangka panjang, pustakawan dengan dibantu oleh pendanaan yang memadai dari sekolah dapat menyediakan ataupun mengembangkan aplikasi khusus perpustakaan digital yang berbayar dengan berbagai fasilitas lengkap sesuai kebutuhan sekolah masing-masing.

Kolaborasi sebagai Kunci

Di masa pandemi covid-19 dengan segala dampak luar biasa yang ditimbulkan termasuk dalam dunia pendidikan, kolaborasi adalah sebuah keharusan. Semua pihak yang terlibat di sekolah harus menanggalkan egonya dan duduk bersama membahas serta membuat sesuatu hal terbaik yang dapat diberikan untuk anak didik di masa Pembelajaran Jarak Jauh. Sebagai fasilitator layanan informasi bagi peserta didik dan guru di sekolah, pustakawan dapat memainkan perannya lebih jauh untuk keluar dari sekat buku-buku di ruang perpustakaan menuju sumber belajar di lapangan yang lebih luas dan menarik bagi siswa. Namun tentunya pustakawan sekolah tidak dapat berjuang sendirian. Pustakawan sekolah harus berkolaborasi dengan guru kelas ataupun guru bidang studi tertentu agar target yang ingin dicapai dapat terukur dan fokus. Pustakawan sekolah dan guru harus berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif agar proses pembelajaran di masa pandemi ini sukses dan sesuai target yang diinginkan.

Montiel-Overall (2005) melalui studinya dalam perspektif ilmu perpustakaan, lebih jauh menjelaskan bahwa kolaborasi antara pustakawan sekolah dengan guru sebagai hubungan kerjasama dengan saling percaya yang setara yang terlibat dalam pemikiran, perencanaan dan penyusunan bersama. Tujuan akhirnya adalah untuk meraih visi dan misi pendidikan yaitu memberikan layanan pendidikan yang bermakna kepada peserta didik.

Selain itu, perpustakaan sekolah juga dapat berkolaborasi dengan pustakawan dari berbagai instansi di luar sekolahnya sendiri, ataupun dengan ahli-ahli dari beragam profesi lainnya. Contohnya dalam membuat acara web seminar, atau yang kita kenal sebagai webinar. Platform penyedia layanan gratis ataupun berbayar seperti Zoom Cloud, Webex, Google Meet dan lain-lain dapat dimanfaatkan secara bijak dan tepat sasaran. Dengan materi yang menarik serta untuk menambah wawasan dan ide-ide baru yang dapat diterapkan dan memberikan wawasan baru yang menyegarkan pikiran.

Akhir kata, di masa yang serba sulit ini, hal-hal seperti inilah tentunya yang  sangat cocok dan dibutuhkan oleh siswa dan guru serta orang tua. Dimana semua pihak bahu membahu, bekerja sama mengupayakan sumber sumber serta kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbaik untuk anak didik, generasi penerus bangsa yang tangguh dan penuh optimisme yang kelak akan membangun bangsa ini keluar dari keterpurukan menuju kemajuan dan kesejahteraan. Semoga.

Tentang Penulis

BIODATA SINGKAT

Nama                         :Siti Alpiyah, SIP
Alamat    :Cot Keutapang, Kec Jeumpa Kab. Bireuen
Pendidikan Terakhir  :Sarjana (S-1) Ilmu Perpustakaan dan Sistem Informasi UIN Syahid Jakarta
Pekerjaan                   :Pustakawan Sekolah Sukma Bangsa Bireuen
Jabatan:Kepala Perpustakaan

You may also like

Leave a Comment