Oleh: Marina Nova Wahyuni, S.T.*
Tegak rumah karena sendi
Runtuh sendi rumah binasa
Sendi bangsa ialah budi
Runtuh budi runtuhlah bangsa
(Hamka:2016)
Pendidikan dan Kemerdekaan
Dalam konteks perjuangan bangsa Indonesia, kemerdekaan jangan hanya dimaknai dengan lepasnya bangsa Indonesia dari tangan para penjajah. Misi untuk mengisi kemerdekaan melalui pendidikan dan pembangunan justru menjadi tantangan yang lebih urgen. Pendidikan dinilai memiliki fungsi esensial terhadap pembangunan bangsa. Kualitas pendidikan dan sumber daya manusia menjadi indikator daya saing dan maju mundurnya peradaban suatu bangsa. Dunia pendidikan yang semakin bermutu di era pra-kemerdekaan memiliki andil besar dalam kesuksesan merebut kemerdekaan lewat tokoh-tokoh terdidik yang memotori pergerakan nasional untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Sehingga tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemerdekaan ini adalah buah dari keberhasilan pendidikan yang berjaya melahirkan tokoh-tokoh terpelajar dan para pahlawan-pahlawan bangsa itu.
Melalui pendidikan, anak didik diharapkan berkembang menjadi manusia dewasa, bijaksana dan otonom. Visi pendidikan Ki Hajar Dewantara antara lain menerangkan bahwa budi pekerti merupakan landasan para peserta didik untuk mencapai kemerdekaan mereka sebagai manusia sejati. Artinya, manusia yang merdeka adalah yang mampu mengontrol dan menguasai diri sendiri serta menjadi manusia yang beradab. Karena itu, pendidikan budi pekerti merupakan salah satu bentuk pendidikan yang harus selalu dikedepankan. Budi pekerti memiliki posisi yang sangat penting dalam membangun bangsa, sehingga runtuhnya budi pekerti bisa menjadi penyebab runtuhnya suatu bangsa. Pantun Buya Hamka di atas menegaskan betapa pentingnya peranan budi pekerti dalam struktur sebuah bangsa. Di era modern saat ini, penguatan budi pekerti bisa dilakukan melalui penerapan dan pengamalan nilai-nilai kebangsaan, yang nantinya diharapkan juga berperan dalam membentuk nasionalisme dan patriotisme rakyat. Pendidikan kebangsaan merupakan salah satu upaya pembentukan karakter dan pembinaan wawasan kebangsaan warga negara. Wawasan kebangsaan diharapkan mampu mengubah cara pandang masyarakat mengenai diri dan lingkungannya.
Urgensi Pendidikan Kebangsaan
Kontribusi pendidikan untuk mencerdaskan generasi muda sangat diperlukan dalam rangka memajukan bangsa untuk selanjutnya merebut kemerdekaan hakiki melalui sumber daya yang berkualitas. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan penerapan nilai-nilai kebangsaan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Melalui nilai kebangsaan, diharapkan sikap nasionalisme dan patriotisme terus berkembang di kalangan masyarakat luas terutama para pelajar dan generasi muda. Rasa cinta tanah air yang semakin mendalam dalam jiwa mereka akan mendorong perilaku positif dan konstruktif dalam bentuk berbagai kegiatan yang bermanfaat sehingga entitas cita-cita kemerdekaan dapat segera tercapai.
Dikdik Baehaqi Arif (2016) mengatakan bahwa pendidikan kebangsaan adalah proses pembinaan dan pengembangan wawasan kebangsaan peserta didik yang berorientasi pada lahirnya warga negara yang memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan kebangsaan merupakan salah satu upaya untuk membina wawasan kebangsaan warga negara. Pendidikan kebangsaan ini memiliki dua aspek utama, yaitu aspek moral dan aspek intelektual. Aspek moral pendidikan kebangsaan mengacu pada komitmen seseorang atau masyarakat dalam upaya menjaga eksistensi bangsa serta meningkatkan kualitas kehidupan bangsa. Sementara itu, aspek intelektual terhadap pendidikan kebangsaan adalah upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga negara untuk merespon potensi-potensi yang dimiliki serta menghadapi tantangan-tantangan yang mengancam bangsa.
Peningkatan pemahaman dan implementasi nilai-nilai budi pekerti dan karakter akan memberi kontribusi besar terhadap pengamalan pendidikan kebangsaan. Selanjutnya, para guru diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya menanamkan dan menumbuhkan nilai kebangsaan dikalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Implementasi wawasan kebangsaan dapat berpedoman pada empat konsensus dasar negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI (A. Yani antariksa: 2016)
Profil pelajar Pancasila merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan wawasan kebangsaan dan pembentukan karakter di lingkungan pelajar. Ratno Lukito (2021) dalam tulisannya mengatakan bahwa terdapat tiga maksud dari mewujudkan wawasan kebangsaan. Pertama, wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa dalam mendayagunakan kondisi geografis, sejarah, sosiobudaya, ekonomi, dan politik serta pertahanan keamanan negara dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Kedua, wawasan kebangsaan menentukan bangsa dalam menempatkan diri dalam tata hubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Ketiga, wawasan kebangsaan mengandung semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki adanya pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang. Semoga dengan usaha bersama secara terus menerus dalam rangka mengisi kemerdekaan akan berbuah manis dengan tercapainya hakikat pendidikan, yaitu memerdekakan dimensi lahir dan batin manusia.
Marina Nova Wahyuni, S.T. adalah Kepala SD Sukma Bangsa Bireuen