Home » Prestasi Akademik dan Pendidikan Jasmani

Prestasi Akademik dan Pendidikan Jasmani

by pusdatin ssbbireuen

Oleh: Amrul Hakim

Di era globalisasi dan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, semua sistem dikendalikan dengan aplikasi modern dan online. Di masa pandemi  Covid-19 arah pendidikan secara tidak sadar juga telah ikut dalam perubahan sistem pembelajaran dengan menggunakan metode daring atau luring. Pada masa sekarang bukan hanya peserta didik yang harus belajar dengan giat, namun pendidik juga harus belajar lebih giat lagi akibat dari berbagai perubahan selama pandemi. Selain harus belajar dengan gigih, kondisi fisik dan pola hidup sehat juga harus diterapkan dimasa saat ini.

Pendidikan jasmani memiliki peran aktif dalam meningkatkan stamina dan kondisi fisik yang baik dan pola hidup sehat dan olahraga yang teratur. Jika kita lihat kondisi saat ini, siswa cenderung tidak memiliki motivasi untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik. Sebagian besar siswa berangkat ke sekolah dengan kendaraan baik dengan sepeda motor atau bus sekolah. Sangat sedikit siswa pergi ke sekolah menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Waktu luangnya juga banyak dihabiskan dengan bermain game online, nonton atau bermain gadget. Kondisi ini membuat anak-anak sekolah tidak aktif secara fisik. Jika kondisi ini dibiarkan terus maka akan terjadi obisitas dan anak-anak akan lebih malas lagi beraktivitas fisik. Akibatnya juga akan berpengaruh pada prestasi akademik.

Saat ini, ada kecenderungan meningkatnya anak usia dini dan remaja yang tidak aktif secara fisik. Di sisi lain, pendidikan jasmani di sekolah juga hanya mendapatkan porsi 3 jam pelajaran dalam seminggu. Bahkan ada kebijakan sekolah mengurangi jam pelajaran pendidikan jasmani digantikan dengan pelajaran lainnya dengan asumsi akan meningkatkan prestasi akademik peserta didik mata pelajaran tertentu. Namun demikian belum ada bukti ilmiah yang mengindikasikan prestasi akademik akan meningkat jika pelajaran pendidikan jasmani dikurangi atau dihapus. Bahkan, sejumlah studi membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara prestasi akademik dan aktivitas fisik. 

Aktivitas Fisik dan Prestasi Akademik

Menurut Depdiknas (2003) Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengerahan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. 

Saat ini pendidikan jasmani adalah salah satu pelajaran yang paling dirindukan oleh anak sekolah yang aktif secara fisik. Anak–anak membutuhkan sejumlah kesempatan di sekolah untuk menjadi aktif. Pendidikan Jasmani juga dapat menjadi sarana atau wadah perkembangan motorik anak. Pendidikan jasmani memberi kesempatan siswa untuk aktif dalam jangka waktu yang panjang, hal ini dapat menjadi strategi untuk mengurangi obesitas di masa mendatang. Selain menunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya, aktivitas fisik juga sangat berguna bagi kesehatan mental maupun peningkatan nalar anak. Oleh sebab itu, hampir setiap sekolah memiliki mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan sebagai bagian dari kurikulum pendidikannya. 

Riset memperlihatkan bahwa program pendidikan jasmani yang didesain dengan baik dapat mendorong siswa untuk aktif secara fisik dan memperlihatkan efek positif pada nilai akademik termasuk peningkatan konsentrasi, meningkatkan kemampuan pada mata pelajaran lainnya serta meminimalisir perilaku menggangu (misbehave). Kondisi aerobic juga tampak membantu fungsi memori. Aktivitas fisik mempunyai pengaruh pada lobus frontalis, suatu area otak untuk konsentrasi mental dan perencanan (Podulka, 2006). 

Peran tenaga pendidik juga sangat berpengaruh dalam menciptakan model atau metode pembelajaran pendidikan jasmani sehingga siswa termotivasi atau bersemangat dalam melakukan aktivitas fisik yang berkelanjutan dan terprogram. Berat dan ringannya aktivitas fisik ternyata juga berpengaruh terhadap prestasi akademik. Penelitian Podulka (2006) memperlihatkan bahwa aktivitas fisik intensitas tinggi berkaitan erat dengan meningkatnya prestasi akademik, sementara aktivitas fisik intensitas sedang tidak berhubungan secara bermakna dengan prestasi akademik. 

Ada 14 penelitian yang dipublikasikan dengan mengenalisis data sekitar 58.000 siswa antara tahun 1967–2006 yang menginventarisir keterkaitan antara partisipasi dalam aktivitas fisik dan prestasi akademik. 11 studi menemukan bahwa partisipasi regular dalam aktivitas fisik berhubungan erat dengan peningkatan prestasi akademik. Sementara delapan survei kesehatan yang melibatkan populasi yang mewakili anak dan remaja dari Amerika Serikat, Inggris, Hongkong dan Australia mununjukkan korelasi positif antara partisipasi dalam aktivitas fisik dan prestasi akademik (Trust, 2007). Berdasarkan dari hasil penelitian dan survei yang pernah dilakukan telah menunjukkan bahwa adanya hubungan antara aktivitas fisik dan peningkatan prestasi akademik. Hal ini bermakna tingkat kebugaran jasmani akan berbanding lurus dengan peningkatan prestasi akademik.

William Greenough (2006) menemukan bahwa latihan fisik dalam lingkungan yang kondusif menyebabkan pembentukan koneksi sinaptik (antara sel saraf) dalam jumlah besar. Latihan fisik akan memperkuat area–area otak seperti ganglia basalis, serebelum, dan korpus kolosum. Selain itu kepadatan korteks meningkat dan kemampuan memecah masalah lebih baik. Menurut Ratey (2008) latihan fisik dapat meningkatkan atensi dan motivasi. Hal ini terjadi karena meningkatnya kadar dopamine dan norepinefri, membuat mood lebih positif, kecemasan lebih rendah dan rasa percaya diri lebih tinggi. Efek dari lain dari latihan fisik adalah meningkatkan aktivitas neurotransmitter memperbaiki aliran darah dan memicu produksi faktor pertumbuhan otak. Dengan demikian aktivitas jasmani yang terprogram dan terstruktur dapat meningkatkan motivasi belajar, percaya diri lebih tinggi dan semagat belajar juga meningkat, prestasi akademik juga akan mempeloleh hasil yang baik.

Manfaat Aktivitas Fisik dalam Pendidikan Jasmani

Blaydes (2001) menganjurkan aktivitas fisik sekurangnya 30 menit setiap hari. Blaydes mengemukakan bahwa saat seseorang melakukan latihan fisik selama 30 menit, terjadi perubahan–perubahan positif pada otak dan tubuh yang dapat meningkatkan kinerja seseorang. Manfaat aktivitas fisik tersebut adalah antara lain sebagai berikut. Pertama, gerakan motorik kasar yang dilakukan berulang–ulang dapat memperkuat cabang– cabang dendrit sekunder (bagian saraf yang dapat mengingat detail). Latihan fisik setiap hari memungkinkan mengingat hal-hal yang dipelajari 48 jam terakhir. Maka hal tersebut menjadi alasan pentingnya aktivitas perlu dilakukan setiap hari. Kedua, terjadinya proses neurogenesis, terutama di hipokampus sebagai pusat belajar dan memori. Ketiga, mengaktifkan subtansi kimia otak yang mengurangi stress dan meningkatkan rasa percaya diri. Keempat, sistem vestibular diaktivasi untuk keseimbangan yang lebih baik sehingga memungkinkan siswa siswa membaca dengan lebih baik. Otak memerlukan waktu untuk mengkonsolidasikan informasi baru untuk mengubah memori kerja dan selanjutnya ke memori panjang.

Sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik akan mengakibatkan beberapa hal negatif antara lain memperhambat proses belajar dan menimbulkan rasa lesu dan kesulitan fokus. Saat seseorang duduk di kursi selama 17 menit darah mulai mengumpul di otot hamstring dan otot betis. Darah akan mengambil oksigen dan glukosa yang dibutuhkan otak. Melatoin menurun karena otak mengira dalam keadaan istirahat, sehingga pembelajaran menjadi lesu, mengantuk dan kesulitan untuk fokus. 

Akhirnya, aktivitas fisik berpengaruh baik pada fungsi kognitif karena dapat meningkatkan kadar faktor pertumbuhan saraf (nerve growth factor) yang menyongkong daya survival dan pertumbuhan jumlah sel–sel saraf sehingga semakin cerdas.aktivitas fisik yang dilakukan dengan baik dan teratur dapat meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga prestasi akademik juga akan tercapai. Mengurangi atau menghapuskan jam pelajaran pendidikan jasmani di sekolah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi siswa. Pendidikan jasmani yang berkualitas setiap hari di sekolah menjadi esensial untuk proses belajar yang optimal. Wallahu A’lam!

*Amrul Hakim, guru Penjasorkes SD Sukma Bangsa Bireuen.

*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 15/03/2022

You may also like

Leave a Comment