Home » Matematika: Sukar Menjadi Suka

Matematika: Sukar Menjadi Suka

by pusdatin ssbbireuen
Rahmi, Guru Matematika SMA Sukma Bangsa Bireuen

Matematika merupakan salah satu pelajaran penting pada setiap jenjang pendidikan. Peranannya dalam setiap aspek kehidupan serta menjadi landasan untuk mempelajari ilmu lainnya, seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain, membuat matematika wajib untuk dipelajari. Bahkan,matematika sudah diperkenalkan pada anak-anak usia prasekolah. 

Orang tua mengajarkan anaknya menghitung jumlah jari di tangan, mengajarkan lagu “satu-satu aku sayang ibu”, menghitung angka satu sampai sepuluh, membandingkan bentuk, menumpuk balok mainan dari ukuran besar ke kecil dan menyortir benda. Kegiatan seperti itu, sengaja atau tidak, sudah membangun dasar konsep matematika pada anak. 

Orang tua mengenalkan anak pada matematika dengan lagu, berhitung bersama dalam skala kecil dapat melibatkan keterampilan kognitif anak dan membantu pemahaman anak. Hal ini juga dapat membantu penanaman konsep berhitung apabila dilakukan secara berulang dan konsisten.

Memperkenalkan konsep matematika yang menyenangkan pada balita bukan hanya sekadar hitung-hitungan, tetapi juga mengajak anak menggunakan logikanya. Pada jenjang taman kanak-kanak sudah diajarkan menulis dari pemahaman real yang diperoleh sebelumnya menjadi simbol yang abstrak, seperti menulis angka. Di Sekolah Dasar (SD), anak sudah diajarkan operasi hitung yang bersifat abstrak. Sifat abstrak perlu diwujudkan menjadi lebih konkret agar si kecil memahami matematika. Upaya untuk mengkonkretkan matematika adalah dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata atau lingkungan yang dekat dengan mereka. 

Di sekolah menengah, ilmu yang kerap menggunakan angka ini sudah dikenalkan pada konsep yang lebih kompleks. Mereka dihadapkan pada dua cabang matematika, yaitu matematika murni dan matematika terapan. Matematika murni adalah ilmu matematika yang berfokus mempelajari teori-teori matematika itu sendiri, seperti kalkulus, aljabar, analisis real, kombinatorik, logika matematika, geometri, trigonometri, program linear dan sebagainya. 

Sementara matematika terapan merupakan ilmu matematika yang diaplikasikan untuk meyelesaikan masalah dalam kehidupan. Matematika terapan juga dapat disebut sebagai penerapan teknik matematika di berbagai bidang ilmu lain. Sebagai contoh matematika keuangan, matematika bisnis, statistika, teori permainan, fisika matematis, kimia matematis, biomatematika, analisis numerik, matematika teknik dan sebagainya. 

Karena banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan, matematika seharusnya menjadi salah satu pilihan pelajaran yang diminati. Namun, kenyataan di lapangan tidak seperti itu. Matematika menjadi hal yang menakutkan bagi siswa. Entah sejak kapan matematika menjadi momok bagi siswa di sekolah? Apakah karena guru yang mengajar matematika dahulu dijuluki dengan guru killer, kaku, serius dan menegangkan atau metode belajar yang membosankan? 

Siswa sebelumnya sudah mengalami kecemasan, tidak mampu belajar dan tidak bisa menerima pelajaran dengan gembira, akhirnya mereka menjadi malas belajar matematika. Hal inilah yang menyebabkan masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sulit. Alasan lain yang muncul adalah kekeliruan pemahaman tentang matematika atau bisa jadi karena siswa sudah terperangkap dengan mindset mereka masing-masing bahwa matematika itu sulit dan yang memahaminya hanya anak-anak yang pintar. 

Lantas, apa peran guru untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh murid di kelas? Salah satu cara untuk mencapai hasil belajar maksimal yaitu dengan menggunakan model atau pendekatan yang menarik sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi siswa. Guru matematika diberi tanggung jawab untuk menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran dengan memberi rangsangan dan dorongan agar siswa menyenangi pelajaran matematika. 

Implementasi pembelajaran matematika pada kurikulum sekarang menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran lebih terpusat pada siswa (student center). 

Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional dan mengembangkan manusia Indonesia yang produktif, imajinatif, inovatif, dan afektif. Guru harus berinovasi di dalam kelas tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang topik matematika, meningkatkan kebahagiaan dan kegembiraan mereka, membuat mereka merasa nyaman, dan menghilangkan ketakutan yang mungkin mereka miliki tentang belajar matematika (Manik et al. 2022).

Selain yang dijelaskan  di atas, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru agar membuat matematika menyenangkan dikelas. 

Pertama, sebelum memulai topik pelajaran, ajak anak untuk bercerita kegunaan dan manfaat dari materi yang akan diajarkan. Agar anak lebih dekat dengan aplikasi di kehidupan sehari-hari. Contohnya, cara kerja data analis dalam mendata sensus pertanian, guru dalam memberi nilai di rapor, dan perkembangan saham di suatu perusahaan adalah aplikasi materi statistika. 

Kedua, Ajarkan anak secara bertahap dari level mudah sampai rumit dan pastikan anak memahami konsep penunjang yang diberikan agar siswa tidak mengalami kesulitan. 

Ketiga, hubungkan matematika dengan hobi siswa. Guru mengerti akan psikologi dan kesiapan belajar anak adalah poin penting. Buatlah matematika berbasis projek yang menyenangkan agar siswa tidak kaku belajar dan dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi belajar. 

Keempat, manfaatkan teknologi dengan menggunakan berbagai aplikasi belajar yang menarik. Kelima, membuat personalisasi belajar dengan menyeimbangkan kemampuan matematika anak. Berikan kesempatan belajar anak sesuai dengan kemampuan mereka sehingga anak mendapatkan perhatian khusus.

Peran guru di sekolah membuat pembelajaran ilmu berhitung ini menjadi menyenangkan bagi siswa adalah poin penting untuk menanamkan mental belajar yang baik. Pendidik juga harus terus menambah wawasan dengan belajar mengikuti perkembangan zaman agar dapat mengajar lebih menarik sehingga murid termotivasi mempelajari matematika lebih lanjut. 

Tanamkan pada siswa pemikiran positif bahwa semua bisa dilakukan dengan berusaha agar siswa mempunyai pemikiran bahwa belajar matematika adalah hal yang menyenangkan. Dengan demikian, semoga matematika yang selama ini dianggap sukar bisa berubah menjadi suka.[]

You may also like

Leave a Comment