Home » Membiasakan Kemauan Belajar untuk Meraih Impian

Membiasakan Kemauan Belajar untuk Meraih Impian

by pusdatin ssbbireuen

Oleh: Dewi Puspita Sari, S.Pd*

Disadari ataupun tidak, aktivitas yang dilakukan oleh manusia  terbentuk dari  kebiasaan. Itu bagaikan pola yang terus-menerus berulang dari hari ke hari. Mulai dari seseorang bangun tidur  hingga menutup aktivitasnya dengan tidur kembali di malam hari. Tentu di antara sekian banyaknya kebiasaan tersebut, terdapat yang positif maupun negatif. Begitupun dengan tantangan seseorang dalam mengenyam dunia pendidikan.

Untuk dapat meraih prestasi yang memuaskan, pastinya tidak luput dari proses yang menyertai di belakangnya. Proses itu hadir bersamaan dengan kebiasaan yang sejak lama sudah terbentuk dalam diri individu. Sebagai analogi saja seorang atlet. Mustahil rasanya bagi seorang atlet  dapat meraih kemenangan  tanpa disertai  usaha yang gigih. Usaha tersebut dihasilkan melalui  latihan yang dilakukan secara berkelanjutan. Pola inilah yang terbentuk melalui aktivitas yang dilakukan secara sadar, yang dinamakan dengan  habit atau kebiasaan.

Kembali  dalam ranah pendidikan,  banyak sekali kebiasaan membangun yang dilakukan oleh orang-orang sukses dalam meraih tujuan dan impiannya. Mulai dari kebiasaan bangun tidur lebih awal, tepat waktu dalam berbagai hal, mencatat dan melaksanakan hal-hal yang akan dilakukan setiap harinya, dan memperkaya wawasan dengan terus belajar. Kebiasaan ini tidak serta-merta muncul dalam sehari. Ada proses jatuh-bangun yang harus rela dilalui seseorang untuk mulai membangun kebiasaan positif dalam diri masing-masing. Baik bagi guru maupun siswa, kebiasaan dapat dibangun apabila kita mulai berusaha menginvestasikan waktu dan usaha untuk membangunnya.

Tetapkan Motif dan Tujuan

Motif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu. Adapun tujuan merupakan arah atau haluan yang hendak dituju. Ibarat sebuah kompas, motif dan tujuan yang jelas perlu ditetapkan sejak awal agar aktivitas yang ingin dilakukan dapat berjalan dengan terarah. Motif dan tujuan yang jelas juga mampu menjadi pengingat apabila suatu waktu motivasi mulai menurun. Tak jarang di tengah perjalanan kita mendapati motivasi yang menggebu-gebu di awal perlahan mulai hilang. Belum lagi datangnya berbagi distraksi, baik secara internal maupun eksternal. Namun, dengan adanya motif dan tujuan yang jelas tadi, kita seakan dipaksa untuk kembali on the track untuk mencapai apa yang sudah ditargetkan sejak awal.

Setelah menentukan tujuan yang hendak dicapai, mulailah untuk sedikit demi sedikit membiasakan diri dengan aktivitas yang ingin dilakukan. Sebagai contoh dalam proses belajar-mengajar di sekolah, siswa dihadapkan dengan banyaknya beban materi pelajaran. Tentu hal ini akan terasa sangat berat apabila belajar tidak mulai dijadikan sebagai sebuah kebiasaan. Fenomena yang kerap terjadi bagi sebagian siswa, belajar hanya dilakukan tatkala mendekati waktu ujian. Di sisi lain, ada pula sebagian siswa yang membiasakan diri untuk mencicil dan mengulang materi yang dipelajari sedikit demi sedikit setiap harinya.

Perbedaaan kedua pola di atas tentu akan menghasilkan capaian yang berbeda pula. Siswa yang senantiasa membiasakan diri untuk belajar setiap hari meski dalam intensitas kecil, cenderung akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Sebaliknya, siswa yang belum menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan dan hanya mengandalkan sistem kebut semalam cenderung akan memperoleh hasil yang kurang maksimal. Hal ini tentu tidak akan terjadi bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu proses kebiasaan yang berkelanjutan, bukan sekadar proses instan yang dapat ditempuh dalam semalam.

Lakukan secara Konsisten

Hidup di era serba digital mendatangkan segudang manfaat dan kemudahan bagi manusia. Untuk membantu terus konsisten melakukan aktivitas yang ditargetkan, kini terdapat berbagai aplikasi pengingat yang dapat diakses secara gratis ataupun berbayar melalui telepon genggam masing-masing, seperti Google Keep, Todoist, dan sejenisnya. Meski demikian, ada juga sebagian orang yang lebih nyaman mencatat target harian secara manual di dalam buku harian. Hal itu sama sekali tidak menjadi sebuah masalah. Esensinya adalah ini dilakukan agar kita dapat fokus melakukan kegiatan yang hendak dibangun secara konsisten.

Dr. Maxwell Maltz (1960) dalam bukunya yang bertajuk “Psycho Cybernetics, A New Way to Get More Living Out of Life” menyebutkan bahwa manusia mulai terbiasa melakukan suatu hal apabila setidaknya sudah dilakukan secara konsisten minimal 21 hari dan akan menjadi sebuah pola hidup apabila sudah dilakukan selama 90 hari. Memang butuh proses dan waktu yang relatif lama. Namun, apabila dilakukan secara terus-menerus, tidak menutup kemungkinan hal yang berat untuk dimulai tadi perlahan mulai konsisten dan ringan untuk dilakukan.

Usai melewati proses yang relatif cukup lama, aktivitas yang secara konsisten dilakukan perlahan berubah menjadi sebuah habit atau kebiasaan. Mengacu pada teori sebelumnya, bahkan jika seseorang sudah terbiasa melakukan suatu hal secara konsisten selama 90 hari, kebiasaan akan terbentuk menjadi sebuah pola hidup. Pada fase ini, perasaan berat atau bahkan terpaksa yang dirasakan saat baru mulai membentuk kebiasaan akan berangsur hilang. Jika sudah berhasil menjadi sebuah kebiasaan atau bahkan pola hidup, aktivitas seperti bangun tidur lebih awal, hadir ke sekolah tepat waktu, menyempatkan diri untuk membaca, dan belajar pun dapat terasa lebih ringan dan menyenangkan.

Wawasan tentang membangun kebiasaan ini tentu akan sangat baik bila dipahami dan diterapkan oleh siswa di sekolah. Sejak dini siswa dapat belajar menentukan target dalam hidupnya. Tak hanya itu, siswa juga mulai belajar untuk bertanggung jawab membentuk kebiasan produktif untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, siswa diharapkan tidak hanya tumbuh menjadi individu yang berintelektual tinggi, tetapi juga tumbuh sebagai individu yang mandiri dan siap mewujudkan tujuan serta impiannya masing-masing.

*)Dewi Puspita Sari, S.Pd., Guru SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe, Alumnus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 28/06/2021

You may also like

Leave a Comment