Home » Mengenal Potensi Kecerdesan Anak

Mengenal Potensi Kecerdesan Anak

by pusdatin ssbbireuen

Oleh Gunawan, S.Pd.I*

Pada sebuah pertemuan yang dilakukan pihak sekolah dengan orangtua siswa, guru memberikan kesempatan kepada beberapa wali murid untuk menjelaskan harapan yang akan dicapai anak-anaknya selama di sekolah. Tak sedikit harapan orangtua untuk anaknya agar mampu menguasai beberapa ilmu penting seperti ilmu sains dan lainnya.

Guru mulai menjelaskan kecerdasan yang dimiliki anak. Ada anak lambat dari pelajaran hitungan namun ia sangat mahir melukis dan bermain musik. Lukisannya sudah beberapa kali diikutsertakan pada pameran seni yang dihadiri oleh para seniman hebat dan group musiknya sudah beberarapa kali tampil di atas pentas.

Oleh karena itu di sini saya akan menjelaskan sedikit beragam kecerdasan yang ada pada anak yang jarang diketahui oleh orangtua dan juga guru. Kecerdasan ini bisa dilihat dari aktivitasnya sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah.

Kecerdasan Sang Naturalis

Suatu hari saya mengamati seorang siswa kelas IV di tempat saya mengajar. Setiap pagi dan siang hari ia sibuk mengorek-ngorek pasir di depan kelasnya. Setiap hari ia melakukan hal tersebut. Saya sempat menegurnya agar ia jangan bermain-main pasir takut bajunya kotor. Namun perbuatan itu ia lakukan lagi keesokan harinya. Dengan penasaran saya menghampiri. Ternyata siswa tersebut sedang mengumpulkan seekor serangga. Saya tanyakan padanya, “untuk apa kamu mengumpulkan serangga itu.” Ia menjelaskan, bahwa baru saja menyelesaikan buku bacaan tentang kehidupan serangga, salah satunya serangga undur-undur yang hidup di dalam pasir. Ia ingin mengamati apakah benar serangga ini berjalan mundur. Pada saat itulah saya tersadar ternyata ia sedang mengamati sesuatu. Ia telah melakukan pembelajran secara mandiri. Apa yang sudah ia temukan dari hasil pengamatannya kemudian ia jelaskan dengan teman-temannya.

Hal yang dilakukan siswa di atas merupakan sebuah kecerdasan naturalis. Apa itu kecerdasan naturalis? Menurut Howart Gardner, sang naturalis adalah seorang yang menunjukkan kemahiran dalam mengenali dan mengklarifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungannya.

Anak yang mempunyai kecerdasan naturalis orang yang bertangan dingin. Pandai berkebun, merawat tanaman dengan baik. Begitu pula dengan yang peduli hewan mampu menjinakkan hewan liar, menyukai binatang peliharaan dan anak perempuan ia menyukai tanaman kadang sering membantu ibunya merawat tanaman di halaman rumah. Jika di rumah anak bapak ibu suka memelihara binatang dan merawat tanaman berarti ia mempunyai kecerdasan naturalis. Bagi orang yang mempunyai kecerdasan ini berpotensi menjadi dokter hewan atau aktivis peduli lingkungan.

Kecerdasan Linguistik

Kisah yang lain masih di tempat saya mengajar, anak ini selalu memanfaatkan jam istirahatnya berkunjung ke perpustakaan sekolah. Membaca dan meminjam beberapa buku cerita untuk dibaca di rumah karena singkatnya waktu untuk membaca di perpustakaan sekolah. Ia begitu hafal letak petunjuk buku yang akan diambil tanpa bertanya dahulu pada petugas perpustakaan.

Ia habiskan waktu luangnya membaca dan menulis. Begitu banyak referensi yang ia sebutkan ketika memberikan berpendapat di dalam kelas, mampu menjelaskan setiap bacaan yang ia baca serta mampu menghasilkan satu buah buku hasil karya tulisannya. Ini salah satu ciri siswi di kelas saya mengajar. Ia lemah dalam berhitung namun ia unggul pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan sejarah. Ia memilki hobi membaca, menulis dan bercerita.

Di rumah, anak tersebut suka bercerita apa yang ia alami di sekolah kepada kedua orangtuanya. Suka bercerita pada adik-adiknya. Memiliki banyak koleksi buku bacaan. Ini merupakan sebuah kecerdasan linguistik. Kemampuan seseorang atau individu dalam mengolah serta menggunakan kata dengan sangat baik, dilihat dari lisan ataupun tulisan. Kecerdasan ini melingkupi penguasaan kata yang matang. Suara dan ritme yang sangat jelas dan tenang serta intonasi yang diucapkan sangatlah baik.

Thomas Armstrong membagi ciri-ciri kecerdsan linguistik pada seorang anak: Buku sangat penting baginya, mudah mengingat dan menghafal, mudah mengingat kata-kata dari audio atau kaset daripada televisi, suka dengan permainan kata, mampu menjelaskan makna kata yang yang ia gunakan dalam tulisan, pelajaran bahasa, sosial dan sejarah lebih disenangi. Anak dengan kecerdasan lingustik ini dapat menjadi seorang penulis hebat, penyiar radio/televise, penceramah dan pengacara.

Kecerdasan Logis-Matematis

Pelajaran berhitung adalah pelajaran favoritnya, hanya cukup sekali guru menjelaskan di depan dengan cepat ia langsung memahaminya. Sesulit apapun soal yang diberikan dengan mudah ia selesaikan. Sangat detail dalam mengerjakan sebuah soal Matematika, Fisika, Kimia dan ilmu sains lainnya.
Berpikir logis dan sangat detail mengerjakan sebuah tugas yang diselesaikan dengan tepat waktu.

Menjadi primadona di dalam kelas dan kesayangan guru. Di rumah ia menjadi harapan buat adik-adiknya yang mampu menyelesaikan tugas matematika dari sekolah. Kecerdasan seperti ini disebut dengan kecerdasan Logis-matematis.
Menurut Bobi de Porter, kecerdasan logika matematika (logis matematis) merupakan kecerdasan yang mencakup kemampuan menghitung, bereksperimen mengungkap fakta dan kemampuan memecahkan masalah matematikanya (Suparlan, 2004:47).

Kecerdasan Spasial

Pada saat jam istirahat di dalam kelas ia sibuk dengan buku kosong yang ia gunakan untuk menggambar animasi atau kartun. Beraneka ragam kartun ia lukis di atas kertas. Ia sudah menyelesaikan satu komik pada buku tulisnya yang ia lukis dengan tangannya sendiri hanya menggunakan pensil 2B.

Apa yang ia gambar begitu nyata sesuai dengan film animasi yang ia tonton setiap hari minggu di rumah.

Imajinasinya begitu baik, ia bisa membayangkan dengan detail gambar yang akan dilukis. Kegiatan lukis melukis sangat digemari, pelajaran seni sangat ia cintai. Begitu banyak juara yang ia dapatkan dalam perlombaan melukis hingga nasional. Keahlian anak melukis dari cerita di atas merupakan salah satu contoh kecerdasan spasial.

Apa itu kecerdasan spasial? Menurut Howard Gardner merupakan kecerdasan kemampuan untuk merasakan dunia visual-spasial secara akurat serta kemampuan untuk melakukan transformasi pada persepsi awal seseorang. Inilah kecerdasan yang dimiliki arsitek, penemu, montir, insyinyur dan surveyor tanah.

Dari penjelasan di atas orang yang memiliki kecerdsasan spasial ini mereka yang lebih mampu mengingat ketajaman visual dan melampiaskan dalam karyanya dengan melukis, fotografer, memahat yang mampun mengingat kompenen-komponen kecil pada sebuah mesin.

Kecerdasan Antarpribadi

Ia sangat peduli terhadap temannya yang terkena musibah, mudah sedih melihat kesedihan yang ia lihat dan ingin membantunya. Menjadi penyelamat jika ada temannya yang tersakiti. Kehadirannya sangat dibutuhkan oleh teman-temanya. Bisa dikatakan ia sebagai pahlawan penyelamat. Ucapannya sangat dipercayai oleh guru dan teman-temannya karena kejujuran, mampu memotivasi orang lain. Ia memiliki jiwa empati serta kepekaan sosial yang tinggi dengan mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Ini merupakan salah salah satu kecerdesan antarpribadi.

Menurut Lwin, kecerdasan antarpribadi atau interpersonal merupakan kemampuan dalam memahami serta memperkirakan perasaan, suasana hati, serta keinginan orang lain di sekitar Anda dan dapat meresponnya dengan layak. Anak ini memiliki jiwa pemimpin yang mampu menjalin hubungan dengan orang lain.

Jika di rumah anak ini sangat mandiri, ringan tangan membantu kedua orang tuanya dan mengajarkan adik-adiknya belajar. Suka mengajak teman ke rumah mengerjakan tugas kelompok sekolah dan senang bergaul.

Ayah dan bunda di rumah bisa melatih dengan mengajarkannya untuk bersedekah, mengunjungi kamp pengungsian bencana alam, kunjungan yayasan panti asuhan. Banyak lainnya yang bisa dilatih untuk melahirkan kecerdasan antarpribadi ini. mereka yang memiliki kecerdasan ini bisa menjadi seorang psikologi dan dokter jiwa.

Semua anak mempunyai kelima kecerdasan ini. kini tugas guru dan orangtua untuk mendeteksi dominan kecerdasan apa yang dimiliki oleh anak.

*)Gunawan, S.Pd.I, Guru SD Sukma Bangsa Lhokseumawe, penulis buku “Kelas Tanpa Batas”, dan “Jalan Cinta Menuju Surga dan Menggapai Impian”

*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 19/04/2021

You may also like

Leave a Comment