Oleh : Sarlivanti, S.Pd., M.Pd.*
Kurikulum 2013 mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi dan mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran. Di samping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berpikir analitis dalam pengambilan keputusan bukan berfikir mekanistis (rutin) serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Ilmu sains diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, di 1mana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan melakukan eksperimen (yang mungkin melibatkan penggunaan instrumen), pengambilan data, pengolahan dan interpretasi data, serta mengomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis (BSNP, 2013).
Walton (2002) dalam tulisannya Using Demonstration in Learning menyebutkan pengalaman belajar siswa akan meningkat melalui kegiatan laboratorium. Menurutnya tantangan yang dihadapi guru jika melakukan kegiatan laboratorium yaitu kekhawatiran tentang keselamatan, kurangnya kepercayaan dari pihak guru, ketersediaan alat dan bahan percobaan, tidak semua percobaan dapat dilangsungkan di laboratorium, dan keterbatasan waktu. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia yang abstrak. Justru pelajaran kimia akan sangat efektif jika diberikan pengalaman “learning to do” melalui kegiatan laboratorium karena mampu membangun materi pelajaran yang abstrak menjadi konkret.
“Metode laboratorium” merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuktikan fakta-fakta ilmiah dasar yang menjadikan siswa “belajar sambil melakukan” sehingga akan terwujud keterampilan berpikir kritis, pandangan ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah. Pembelajaran konstruktivis diperoleh melalui pengaplikasian materi dalam laboratorium yang menimbulkan adanya interaksi aktif individu dan dibentuk berdasarkan pengalaman belajar bermakna. Kebutuhan akan lingkungan atau media laboratorium alternatif telah muncul di mana siswa dapat melakukan eksperimen kapan pun mereka butuhkan dan pada saat yang sama siswa dapat merasa aman dan nyaman saat melakukan eksperimen, menikmati saat melakukan, melihat setiap detail proses eksperimen dan dapat berperan aktif (Tatli, 2010).
Pada era digital seperti saat ini menjadi sebuah keharusan bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis teknologi. Apalagi dengan kondisi dunia yang sedang tidak baik seperti saat ini yang mengubah segala aspek kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan yang merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang sampai sekarang tak kunjung berakhir. Dalam kondisi pandemi pemerintah mengeluarkan kebijakan sekolah secara online, praktis guru pun harus mengubah strategi pembelajaran. Pembelajaran berbasis online yang mengharuskan guru membuat kelas di dunia maya dengan menggunakan platform yang tersedia, menggunakan segala fitur atau aplikasi untuk memudahkan guru dalam penyampaian materi layaknya pembelajaran yang berlangsung di kelas. Akhirnya guru dituntut mempersiapakan rancangan pembelajaran yang ringan dan efektif dengan memanfatkan media dan aplikasi yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
Pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19 memberikan batasan ruang gerak pada materi tertentu yang sifatnya praktikal. Pelajaran sain termasuk termasuk pelajaran yang cukup terkendala karena tidak dapat melakukan praktikum yang harusnya merupakan langkah awal bagi siswa dalam memahami materi. Tentu hal ini pun akan berdampak pada menurunnya pengalaman siswa dalam menggunakan alat dan bahan laboratorium. Sadar bahwa kegiatan praktikum tidak dapat dihilangkan karena merupakan hakikat dari pembelajaran sain, maka guru melakukan exit strategy supaya pembelajaran tetap tersampaikan secara maksimal.
Pemanfaatan teknologi daring menjadi pilihan solusi dalam penggunaan media pembelajaran, karena merupakan strategi pelaksanan pembelajaran di masa pandemi. Kegiatan praktikum dengan memanfaatkan beragam teknologi daring dapat dilaksanakan secara bervariasi. Misalnya menggunakan media YouTube untuk mengupload video percobaan yang sebelumnya telah dilakukan guru atau perwakilan siswa dan ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Dalam video tersebut juga sudah dilengkapi dengan penjelasan yang akan memperkuat materi. Video percobaan yang diberikan selama pembelajaran daring dapat membantu siswa dalam memahami penggunaan alat dan bahan laboratorium, penggunaan lembar kerja atau prosedur kerja suatu percobaan. Siswa juga dapat menagamati berbagai perubahan yang terjadi selama percobaan melalui tayangan video dan kemudian menganalisisnya. Guru juga dapat menggunakan beragam bahan ajar berbasis micromedia flash player yang nantinya siswa dapat mengamati proses percobaan atau bahkan melakukan simulasi percobaan tersebut.
Laboratorium virtual merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan selama masa pandemi Covid-19 dan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sains, dengan strategi yang tepat tentu dapat membantu siswa membangun pemahaman konsep dari abstrak menjadi konkret, memberikan kenyamanan dalam lingkungan belajar kognitif dan konstruktif, siswa bertanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri, siswa juga mampu mengembangkan konsep belajar bermakna di dunia nyata (Akpan, 2001). Virtual Laboratories (VLs) menjadikan praktikum lebih dinamis, siswa berpartisipasi aktif dalam keseluruhan proses, siswa dapat berkolaborasi dengan siswa yang lain untuk membuat kesimpulan. Virtual Laboratories sangat fleksibel, siswa dapat mengatur kecepatan belajar sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing. Percobaan dapat dilakukan berulang-ulang sampai siswa memahami materi sepenuhnya (Tatli, 2010).
Penggunaan laboratorium virtual dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Laboratorium virtual dapat dijadikan alternatif untuk tetap bisa melakukan eksperimen sain. Selain lebih murah dan terjangkau, juga lebih aman bagi siswa sebagai pengguna. Siswa juga dapat melakukan eksperimen dimanapun dan kapanpun sesuai kebutuhannya. Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan dengan menggunakan laboratorium virtual, antara lain (1) lebih ekonomis karena tidak membutuhkan bangunan lab, alat-alat dan bahan-bahan seperti pada laboratorium konvensional, (2) menambah motivasi dalam proses belajar mengajar, (3) siswa mempunyai keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran ataupun dalam permasalahan sehari-hari (Hermansyah, dll, 2015).
Inovasi pembelajaran dengan menciptakan kreasi media pembelajaran berupa aplikasi Virtual Laboratory pada praktikum pemisahan kimia terintegrasi android untuk menunjang pembelajaran praktikum telah dilakukan oleh Deni, dkk (2020). Hasilnya media yang telah dikembangkan dan dinamai virtual lab tersebut sangat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran praktikum. Keunggulan dari produk pembelajaran virtual lab adalah guru dan peserta didik terhubung secara interaktif, refleksi pembelajaran lebih cepat, memperbaiki dan mengurangi miskonsepsi, dan terintegrasi dengan pembelajaran berbasis konstruktivis.
Penggunaan Virtual ChemLab di kelas dan laboratorium bertujuan memperkuat konsep yang diajarkan di kelas, menyediakan lingkungan pembelajaran yang kreatif, dan memahami detail prosedur atau teknik laboratorium yang sedang dikerjakan (Wouldfield et al, 2005). Hal ini diperkuat oleh Herga (et al., 2016) bahwa penggunaan laboratorium virtual meningkatkan partisipasi aktif siswa, memberikan lingkungan yang aman tanpa adanya resiko pada saat melakukan percobaan, siswa memahami teori dan konsep, dan siswa dapat mengulangi percobaan tanpa risiko.
Laboratorium virtual yang diintegrasikan dalam pembelajaran sains sangat membantu siswa dalam pemahaman materi di masa Pandemi Covid-19. Dalam kondisi pembelajaran daring sekalipun, siswa tetap dapat mengeksplorasi dan menganalisis konsep-konsep yang ditemukan dalam video praktikum. Laboratorium virtual dapat menjadi solusi bagi pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dari rumah di masa pandemi Covid-19.[]
Sarlivanti, S. Pd, M.Pd Guru Kimia SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe dan penulis buku Praktikum Inkuiri, Project Based Learning dan Kreativitas dan Buku Manajemen Sekolah Efektif
*Artikel ini sudah dimuat di acehtrend.com, tanggal 11/10/2021